Saya adalah seorang pekerja kontraktor dan sudah berkeluarga. Saya pergi
sampai ketengah hutan, ke tengah samudra berminggu-minggu meninggalkan
keluarga. Saya berharap uang yang saya dapat bisa di pakai menata rencana masa
depan. Saya dan hanya saya yang bisa mewujudkan keluarga saya untuk bahagia di
masa depan. Itu di pikiran saya.
Suatu hari, istri saya berkata "Saya mengantarkan kamu bekerja lewat
pintu ini dan saya akan menyambut mu di pintu ini pula.." Bagi saya
kalimat ini adalah doa. Sebuah doa pengharapan agar suaminya pulang dengan
selamat. Namun, sisi hatiku menggoda dengan pertanyaan lain, "Bagaimana
kalau istrimu menyambut jenazahmu? bagaimana nasib keluargamu?"
Rasanya ingin mencurangi pertanyaan itu kalau saya akan selalu pulang
dengan selamat. Namun dengan pekerjaan saya yang bertarung dengan alam, apalah
artinya jiwa saya yang kecil. Kapan pun Tuhan dengan mudahnya melepas jiwa
saya. Kalau kejadian itu benar , apa yang akan terjadi? Bagaimana keadaan
finasial keluargaku? anak-anakku? apakah cukup dengan uang sumbangan
belasungkawa dari teman-teman atau uang jasa dari perusahaan?
Kalau pun hal itu harus terjadi, istriku harus mendapatkan sesuatu yang
bisa membuat dia mandiri dan bisa membesarkan anak-anak ku. Harus ada yang
melindungi mereka. Dan saya mendapat jawaban yang mudah di cerna. Lindungi
dirimu dulu seaman mungkin.
Aman di sini bukan urusan polisi tapi bagaimana saya dapat mengamankan
setiap orang yang saya cintai dari urusan yang bisa merusak masa depan mereka.
Di saat saya kerja di lokasi yang jauh, anak saya sakit, apa itu aman? saya pasti bingung, berbanding
lurus dengan perhitungan cepat otak saya untuk memotong anggaran rumah tangga
untuk biaya rumah sakit bahkan menyiapkan nama-nama yang akan di pinjam
uangnya. Kalau Tuhan mewujudkan takdir kematian saya? apa ini takdir yang aman?
Ini adalah nasib mencekam istri saya yang mendapat gelar janda dengan banyak
perencanaan finansial yang dia harus olah dengan kata kunci, biaya.
Tidak bisa menunda suasana aman. Lakukan sekarang atau saya akan menyesal.
Jiwa dan kesehatan adalah 2 komponen yang membuat manusia hidup dalam keamanan
dan kenyamanan. Saat ini hanya Asuransi perlindungan Jiwa dan Kesehatan yang
bisa membatu saya. Ini investasi bukan narasi bisnis belaka. Bukan tipuan bukan
bualan. Bukan pula sekedar hitung-hitungan uang yang dimulai dengan kata
“kalau”. Kalau bapak sakit, kalau anak bapak sakit, kalau bapak
meninggal...bukan, ini sebuah Solusi Perbankan, sebuah investasi
Saya membayangkan dalam 15 tahun kedepan, saya akan menjadi seorang bos. Pimpinan
dengan spesialis kerja tertentu yang hanya pantas di ganjar dengan rupiah
tinggi. Saya membayangkan akan mengajak anak saya liburan kemana mereka suka,
mengantar mereka ke sekolah dengan guru-guru berotak Einstein dan sekolah
senyaman istana. Ini bukan omong kosong.. Tapi ini kan menjadi sesalan disaat
tujuan saya yang hebat itu menjadi hampa saat kesehatan saya dengan ganas
menjegal saya. Saya terpuruk tak bisa bertarung dengan bisnis. Strategi bisnis
berubah menjadi strategi hutang untuk menutupi biaya rumah sakit.
Apakah masih mengelak kalau asuransi jiwa dan kesehatan adalah investasi?
Contoh di atas cuma jegalan dari kesehatan, bagaimana kalau takdir kematian
yang datang? Tidak kasihankah kita melihat orang-orang yang kita cinta
menyayangkan kepergian kita padahal mereka masih butuh? Sekarang berpikirlah
bijaksana. Buanglah paradigma kalau saya tidak sakit yang untung Asuransi.
Enyahkan pikiran kalau uang kita di manfaatkan habis-habisan oleh pihak
Asuransi. Asuransi adalah sebuah produk perbankan yang akan disesali setelah semuanya berantakan.
Dengan investasi asuransi yang memeluk keluarga kita, maka saatnya anda
mengambil waktu untuk membuat blueprint mimpi anda. Nikmati hidup dengan
mengurangi salah satu resiko hidup. Investasi yang menghilangkan keraguan untuk
merancang masa depan. Sebuah kebebasan finansial. Percayalah apa yang di semai, panen lah yang akan di
dapat. Buka pikiran kalau ada pihak lain yang akan membantu kita dalam kemudahan transaksi dalam berinvestasi.
Cerita ini adalah kepedulian. Kepedulian agar kita sadar kalau kita di
kelilingi orang-orang terkasih yang membutuhkan kita. Jangan egois, jangan sok,
jangan sombong. Kehidupan tak selamanya di atas. Suatu saat roda kehidupan akan
ada di bawah. Maka BCA akan membantu kita memutar roda lebih cepat agar kita
tidak terpuruk terlalu lama di bawah dan makin cepat menuju mimpi kita. Layanan Perbankan bagi saya, anda dan semua yang kita cintai.
No comments:
Post a Comment